Sabtu, 22 Juni 2019

Menikah Menurutmu? #1


  Menikah Menurutmu?

sumber: www.shutterstock.com

Menikah adalah sebuah kata yang terdengar sakral? Hmm rumit? Euh ngeri? Indah? Bergairah? Hangat? Stop! Kata ini memang memiliki banyak kesan yang berbeda di setiap orang. Hal itu disebabkan oleh keadaan orang yang berbeda-beda.

sumber: www.shutterstock.com

·         Kesan indah 
a   dirasakan oleh seseorang yang sedang “membayangkan” suatu saat “akan” menikah dengan seseorang yang dia cinta dan mencintai dia. Dia berimajinasi bahwa saat menikah beban beban hidupnya akan meringan. Dia membayangkan pagi-pagi yang romantis dan malam-malam yang hangat tanpa kesepian dan galau sendirian meluk bantal guling. Kesan seperti ini juga bisa dirasakan oleh mereka-mereka yang belum punya pasangan guys alias jomblo single.
Memang kok guys menikah itu indah. Nah, teman-temanku sekalian yang belum menikah atau bahkan belum punya bertemu pasangan tak perlu khawatir. Hal penting bagi kalian... yang paling paling penting adalah terus menambah kebaikan pada diri (bukan perbaikan ya, kalau perbaikan kesannya kok kita ini barang rusak) dan mengelola kekurangan diri agar menjadi pribadi yang memberi manfaat dan menarik bagi orang lain. Semangat!

sumber: www.plaminan.com


·         Kesan terror
    huftt... aku rasa kalian tahu siapa sih yang akan terterror dengan kata “menikah”. “Kapan nikah?” sedikit cerita, itu adalah pertanyaan yang hampir tak pernah punya efek psikologis bagi saya karena saya termasuk pelaku nikah dini muda. Saya menikah di usia 23 tahun. Itu adalah 6 bulan setelah saya resmi jadi sarjana. Fiuuu... “Kapan nikah?” biasanya adalah teror yang memunculkan ledakan emosi bad mood, cemas, malu, minder, sedih, sepi, khawatir, muak dll bagi teman-teman yang : sudah berumur tetapi belum terlihat hilal ada tamu melamar (bagi perempuan) atau belum tercium aroma semangat menceritakan gadis yang akan dilamar (bagi laki-laki).
Kesan terror biasanya dirasakan oleh orang yang :
a.       memang sudah berumur dan ingin menikah tapi belum ada bertemu pasangan.
b.      sudah berumur, belum punya pasangan dan belum mapan merasa sukses atau meraih sesuatu yang membanggakan dalam hidupnya.
c.       Sudah berumur, sudah ada pasangan, tapi tidak yakin dengan pasangan atau pasangan tidak yakin dengannya.. nah??
Well intinya memang kalau “terror” “kapan nikah” ini muncul dengan faktor utama umur. Biasanya umur2 antara 25 hingga 30 tahun. Atau lebih?
Untuk teman-teman yang mengalami married terror ini tetap lah tenang dan jangan terlalu dipikir. Umur muda bukan jaminan seseorang belum menikah, umur matang bukan berarti wajib sudah menikah. Semua punya time line sendiri-sendiri yang niscaya ketentuan Tuhan. Ya kan? J. Stop mikirin dan musingin omongan orang. Orang aja gak mikir apa yang dia omongin ke kita. Sometimes ndablek is the best weapon! Jiahahah
           

sumber: www.slism.com

·         Kesan rumit
    rumit adalah sebuah keadaan yang susah mendapat solusi. Hati serba tidak yakin akan mengambil keputusan yang mana. Saat keadaan menjadi rumit terkadang kita jadi ingin berhenti memikirkannya dan mengabaikannya. Wal hasil masalah semakin menumpuk di pikiran kita dan membuat kita semakin stress. Damn! Seperti apa sih contoh-contoh keadaan rumit itu?
a.      Saat kamu adalah seorang cewek. Kamu sudah pacaran dengan si doi bertahun-tahun  tapi dia tak kunjung melamar dengan alasan- alasan yang tidak jelas. Hari ini bilang alasan nunggu sampai jadi karyawan tetap, besok bilang nunggu sampai jadi pns, lusa bilang nunggu sampai bisa dp kpr rumah, minggu depan dia bilang ortunya masih mempertimbangkan, what the?!! Padahal di sisi lain mantan kamu mulai pdkt sama kamu. Di mana mantan kamu jauh lebih mapan dan siap melamar. Tapinya hati kamu masih sama si dia walaupun dia belum mapan bahkan dia kelihatan gak yakin sama kamu. Sedihnyaaa..
b.      Saat kamu adalah seorang cowok. Kamu sudah melamar seorang cewek yang dia adalah pacar kamu selama bertahun-tahun. Namun, tiba-tiba menjelang menikah kamu merasa kamu gak cinta sama dia. Kamu merasa selama ini hubungan kalian hanyalah persahabatan saja. Kamu malah kepikiran ingin berpetualang keliling dunia. Ingin bebas. Bahkan kamu tiba-tiba berpikir selama ini terlalu lugu dengan berpacaran bertahun-tahun. Kamu ingin sesuatu yang menantang. Tapi ya gimana lagi kamu sudah ngelamar bro! Kamu dihadapkan dengan tanggung jawab untuk menikahi seseorang yang kamu lamar tetapi sebenarnya kamu tidak yakin dengan nya. Well mana yang akan kamu pilih.
c.       Dan banyak hal rumit lainnya.. yang kalau aku tulis semua akan menjadi stock ide cerpen wkwkw
Yah begini deh, saya juga pernah punya masalah rumit. Super duper extraordinary rumit. Untuk keluar dari kerumitan yang kita butuhkan adalah mampu mengenali suara hati kita yang sesunguhnya, berani mengikuti suara hati kita. Namun, tetap memikirkan donk tanggung jawab kita terhadap orang lain yang selama ini sudah kita ajak menjalin hubungan..
Buat yang sedang pusing pusing dan stress bisa baca tips Lawan Stress Dengan Cara Ini Yuk

Yuk tetap semangat dengan apapun yang kita hadapi. 

Minggu, 02 Juni 2019

Psikologi Perkembangan Ala Rousseau “Naturalisme” Part 1


Psikologi Perkembangan Ala Rousseau
“Naturalisme”

“Man is born free, and everywhere he is in chains”
-JJ Rousseau-

Bedanya Rousseau dengan John Locke, natural vs dikte lingkungan
Pada tulisan sebelumnya yang khusus membahas tentang Psikologi Perkembangan saya pernah menulis dua topic yaitu preformasionisme dan tabula rasa John Locke yang sangat terkenal itu. Jean Jacques Rousseau (1712-1778) memaparkan sebuah pandangan mengenai anak-anak dan juga perkembangannya secara sangat berbeda dari dua pandangan tersebut. Mari kita ingat,
a.       pertama preformasionisme adalah anggapan bahwa anak anak adalah bentuk kecil orang dewasa.
b.      Kedua, tabula rasa John Locke meyakini bahwa anak anak adalah kertas kosong yang perkembangannya sangat bergantung bagaimana lingkungan berlaku terhadapnya.
Rousseau menyatakan bahwa anak-anak bukanlah kertas kosong apalagi miniatur orang dewasa. Anak-anak memiliki mode perasaan dan pikiran sendiri menurut kehendak alam. Bahkan anak-anak sesungguhnya sudah punya bekal dari alam (natural) untuk tumbuh menjadi pribadi yang sehat. Rousseau sangat yakin bahwa penting bagi kita untuk membiarkan anak berkembang secara bebas dan membiarkan alam menuntunnya.
Locke sangat percaya bahwa lingkungan lah yang akan membentuk karakter anak-anak. Lingkungan A akan mencetak kepribadian A, B mencetak B dan seterusnya. Dalam terminologi Locke kita harus mendidik anak anak sesuai lingkungan, norma-norma, nilai-nilai lingkungan. Namun, menurut Rousseau jika kita mengacu pada pemikiran Locke maka orang dewasa versi John Locke adalah orang dewasa yang hanya akan berperilaku, berpikir dan meyakini kebenaran sesuai lingkungannya. Bahkan hidupnya selalu bergantung pada opini orang lain, sampai dia lupa bagaimana berpikir dengan kepalanya sendiri dan melihat dengan matanya sendiri.
Rousseau menolak bahwa kita harus selalu mendikte hal hal yang harusnya anak-anak lakukan, pikirkan atau yakini. Kita memang harus mengajari mereka berpikir dengan cara-cara yang benar menurut kita. Namun, kita juga harus membebaskan anak untuk belajar dengan cara mereka sendiri, menyempurnakan pemikiran mereka sendiri. Artinya kita tidak harus selalu mendikte hal apa yang harus dan yang tidak harus dilakukan mereka.Hal itu penting agar anak-anak belajar mempercayai kekuatan penilaian mereka sendiri. Sehingga nantinya akan menjadi pribadi yang percaya diri akan ide ide original nya.
Karya penting Rousseau adalah Kontrak Sosial dan Emile. Dalam “Kontrak Sosial” Rousseau membuka pemikirannya dengan sebuah ide bahwa manusia pada dasarnya baik dan bisa hidup bahagia berdasarkan hasrat-hasrat spontan namun manusia selalu diperbudak oleh kekuatan sosial. Sedangkan Emile adalah buku utama Rousseau tentang pendidikan dan perkembangan. Emile adalah anak laki-laki yang menjadi tokoh dalam bukunya yang digunakan untuk menjelaskan perkembangan anak yang sehat sesuai rencana alam. Hal ekstrem yang kita pelajari darinya adalah bahwa dia menolak seluruh peraturan ilahiah raja dan beragam ortodoksi keagamaan yang membuat buku-bukunya dibakar di Jenewa dan membuatnya diusir dari Prancis.
Oke cukup sekian dulu untuk part ini,,
Pada part berikutnya saya akan bahas tentang tahapan perkembangan anak menurut Rousseau..


Refleksi Pelatihan Guru Merdeka Belajar

Refleksi Pelatihan Guru Merdeka Belajar                                                                         picture: wmnf.org ...