Bekerja, mengurus anak, beres-beres rumah, menjalani hobby dan melakukan berbagai aktivitas lainnya seorang diri tanpa suami adalah tantangan yang aku jalani selama 5 hari ini.
Rasanya luar biasa sekali! Antara
senang, sedih, bangga, terharu, dan ada sedikit kecewa juga.
Awal mula cerita ini adalah
ketika suamiku lolos seleksi sebagai salah satu penerima beasiswa yang kondang
sekali di pelosok negeri yaitu LPDP Yeaay slamat yaaa... Berhubung suamiku
masuk jalur beasiswa affirmasi santri dengan TOEFL yang nyaris 500 (belum
sampai 500 padahal standarnya LPDP 500) jadi kakanda tercinta harus terbang ke
UI untuk ikut yang namanya pelatihan bahasa alias nama kerennya PB. Dalam hati dan
ucapan dan tindakan dari awal, aku berharap bisa pelatihan di UNY atau UGM
saja,, atau mana saja lah yang di Jogja. Begitu keluar undangan untuk pelatihan
di Jakarta, terpaksalah aku ikhlas ikhlaskan senyumku ini untuk menyongsong
kakanda terbang ke sana demi cita-cita.
Gimana lagi ya, secara aku dan
suami memang bukan asli Jogja sehingga tidak ada saudara di sini. Sehingga
boleh donk aku khawatir gimana nanti aku mengasuh ubay padahal aku juga kerja
dari jam 7.30 sd 15.00 sementara day care ubay masih libur. Bahkan kalau gak
libur pun sebenarnya cukup ribet juga karena aku baru bisa keluar kantor pukul
15.00 dan day care ubay kelar jam 15.00 juga. Artinya aku harus bayar overtime
yang cukup mahal dan kebut-kebutan biar gak telat jemput (kan kasihan Ubay jadi
yang terakhir dijemput) Namun, keterpaksaan dan kekhawatiran itu hanya
sementara. Sejenak kemudian terbitlah sebuah spirit semangat baru dan tantangan
baru yang berlandaskan aku bisa dan aku nekat! Apa saja tantangannya?
foto pribadi
- . Decision Making: Mengasuh
sendiri atau titip orang tua?
Dengar Mom! Saat
kita telah menjadi ibu memang kita ini harus berani dan nekat. Kita haru
menerima dan melaksanakan tanggung jawab mengasuh anak. Kita harus mulai
mengurangi ketergantungan kita akan bantuan orang tua yang sudah berpuluh-puluh
tahun ngerawat kita, masa iya masih ngurusin anak kita juga kan? Walau itu butuh
proses, keyakinan, dan strategi yang tepat.
Jika
dipresentasekan, hatiku 90% ingin mengasuh Ubay (oiya ini nama anakku usianya 4
tahun) sendiri. 10% adalah bisikan jiwa pengecutku yang berharap ortu akan
mengasihani dan memaksa untuk Ubay dititipkan aja di Magelang yang akan membuat
LDR ama ubay donk! Sedih banget! Masa iya udah LDR ama suami LDR sama anak
juga. Kalau dilihat sekilas enak sih di Jogja sendiri, pulang kerja bebas mau
ke mana, bangun pagi juga lega gak harus buru-buru mandiin, nyuapin, dan
ngantar anak ke Day Care. Tapi Moms! Percayalah padaku, kesepian itu lebih
melelahkan daripada kerepotan mengurus keluarga tersayang. Nah berbekal niat
dan tekadku untuk menjadi ortu yang tanggung jawab aku putuskan untuk bilang ke
ibuku “Udah bu, ngga apa apa Ubay biar ikut ke Jogja, gampang nanti bisa di day
care sampai sore.” Dan yap akhirnya dimulailah petualangan duet mawut bersama
Ubay. Tantangan pertama mission complete: Mengasuh sendiri!
foto pribadi
2. Negosiasi: Komunikasi dan Diskusi yang baik dengan Pengelola Day Care
Saat akhirnya
aku dan Ubay tinggal berdua saja di rumah, rasanya agak kosong kosong bagaimana
begitu (karena rumah ini terlalu besar untuk ditinggali berdua saja heuu). Nah
seperti yang sudah dipesankan oleh kakanda sebelumnya, “Jangan lupa bilang ke
bu guru nya Ubay, minta bantuan kalau bisa biaya overtimenya dinego biar gak
terlalu mahal karena maksimal bisa tiga bulan lho aku di Jakarta nya.”
Aku pun segera
berkomunikasi dengan Bu guru bu guru yang baik di KB Permata Hati Mlangi. Sebetulnya
selama Juli ini program full daynya belum mulai jadi Ubay seharusnya dijemput
maksimal jam 11. Awalnya terkaget-kaget aku, karena aku pikir aku cuma akan telat
jemput Ubay dari jam 15.00 hingga aku sampai KB sekitar 15.20 an. Ternyata
malah ini dari jam 11 Ubay harus sudah dijemput.
Namun, berkat
kebaikan hati para bu Guru juga akhirnya Alhamdulillah pihak KB memberi solusi
profesional. Selepas jam 11 Ubay bisa dititipkan ke rumah salah satu guru di KB
sampai aku menjemputnya dari pulang kerja dengan perhitungan biaya yang telah
disepakati dan tidak memberatkan kedua belah pihak Yeay terima kasih guru guru
cantik KB Permata Hati Mlangi. Mission complete: Ubay ada yang menjaga sampai
aku pulang kerja!
foto pribadi
3. Preparation: Lakukan semua yang bisa dilakukan sebelum tidur
Mom mari kita
pakai pepatah populer Jangan tunda sampai besok apa yang bisa kamu lakukan hari
ini! Nah itu juga menjadi slogan yang aku gaungkan selama petualang duet mawut
bersama Ubay ini. Malam sebelum tidur aku usahakan banget untuk sudah menyiapkan
tas Ubay yang isinya: baju ganti, botol minum, dan satu snack. Lalu satu tas
lagi isinya susu bubuk dan tupperware isinya biskuit. Memang aku bawakan Ubay
macam-macam cemilan karena dia lebih senang ngemil daripada makan nasi dalam
porsi banyak. Setrika baju juga sebisa mungkin sebelum tidur. Tas kerjaku juga
aku siapkan sebelum tidur (sebisa mungkin ehehehe). Terus masak nasi di magic
com sebelum tidur. Jadi sebisa mungkin pagi tinggal mandikan Ubay, nyiapin
sarapan dan bekal makan siang saja. Memang harus well prepared sih Mom kalau
single fighter. Kita harus antisipasi kalau paginya kita bangun kesiangan, anak
susah bangun, anak rewel dll.
Pada faktanya
memang tips ini aku gak lakukan setiap hari (heee) karena biasanya aku nemenin
Ubay tidur dan malah ikutan tidur. Alternatifnya kalau kita malam belum siap
siap ya maksimal banget jam 05.00 harus sudah bangun. Kalau ngga gitu pasti aku
telat atau ngebut kesetanan berangkat ke kantornya! Oke Mission not complete:
Lakukan semua sebelum tidur (kita coba praktekan lagi minggu depan yay)
foto: parentingclub.co.id
4. Nutrisi: Sebuah Keharusan
Dalam menjalani
aktivitas kehidupan berdua seorang single mom dan anak balita tentunya cukup
menguras tenaga. Eits tidak hanya tenaga kita lho! Tapi tenaga anak juga. Perlu
dicermati juga, bahwa saat kita lelah kita bisa menyampaikannya pada orang lain
atau langsung beristirahat atau juga langsung tahu makanan yang kita butuhkan.
Namun, tidak dengan anak-anak. Apalagi di usia Ubay yang memang sedang usia
super bermain. Dia bisa bermain seharian tanpa tidur siang. Mainnya pun bisa
main air, tanah, pasir atau pun mainan lainnya. Selain melelahkan juga
mainannya bisa mendatangkan kuman penyebab penyakit. Oleh karena itu Mom kita
harus perhatikan betul asupan nutrisi si kecil ya.
Untuk Ubay ini
karena memang aku belum berhasil membuatnya menyukai sayuran aku akalin nih. Pagi
hari sarapannya biasanya nasi, telur, dan abon. Tambah minum susu. Kalau pas
lagi rewel gak mau maem biasanya aku beri Ubay Sari Roti sandwich cokelat dan
dia suka banget. Biasanya Ubay suka sate, bubur, atau nasi uduk. Tapi itu
belinya di pasar dan agak jauh. Kalau ayahnya Ubay di rumah sih bisa aku beli
ke pasar pas Ubay tidur. Tapi berhubung sekarang berdua saja, jadi untuk
sarapan yang minimalis begitu. Untuk makan siang Alhamdulillah ubay dah mau
makan sayur di rumah bu guru nya. Namun, selepas pulang kerja sorean gitu
biasanya Ubay aku ajak ke kedai jus atau makan buah kesukaan dia Apel atau
Pisang. Oya ubay juga mengkosumsi minyak ikan kod merk Nutrimax for Kids untuk
menjaga daya tahan tubuh. Memang sih Ubay sebelumnya gampang sakit. Alhamdulillah
setelah rutin minum Nutrimax ini Ubay lebih doyan makan dan jarang sakit.
Mission 4 complete: Tingkatkan terus asupan nutrisi anak anak kita ya Mom!
foto pribadi
5. Key of all: Rilex and Positif thinking!
Menjalani hidup
berdua dengan si kecil memang bukan hal yang mudah. Namun, itu sangat bisa
dilakukan dan bisa menjadi pengalaman yang mengharukan dan sangat berarti untuk
perkembangan anak dan juga perkembangan kita sebagai orang dewasa. Syarat untuk
bisa mendapat makna dan hikmah dari semua kerempongan hidup berdua saja dengan
si kecil adalah rilex dan positif thinking. Aku buat point-point ya biar lebih
jelas Mom!
a.
Lebih baik anak tidak
menuruti perintah kita selama itu tidak berbahaya daripada memaksa anak kita
dengan meluapkan emosi amarah. Stop give our child traumatic moments! Kemarahan
kita akan dia ingat. Lebih baik anak tidak menuruti perintah kita daripada kita
melakukan kekerasan fisik atau verbal.
b.
Saat anak bilang “Aku gak
mau sekolah, Ma!” Iyakan saja. Tidak ada gunanya adu mulut atau adu emosi
dengan si kecil. Itu hanya menguras tenaga dan waktumu habis di pagi hari.
Tenang saja. Anak-anak itu masih mudah berubah mood nya. Yang penting rayu dia
biar dia mau mandi dan sarapan dengan penuh ikhlas, tenang dan kasih sayang.
Sambil anak kita sarapan atau nonton tv kita siap siap dan dandan rapi outfit
ke kantor insyallah si kecil dengan sendirinya mengerti bahwa dia harus mau ke
sekolah alias day care. Rilex Mom! Believe me it works!
c.
Kurangi aktivitas anak yang
bisa dikurangi. Berada di day care dari pagi sampai sore tentunya melelahkan
bagi si kecil apalagi dia sudah bangun pagi dari biasanya. Jadi untuk Ubay ini
contohnya aku agak longgar untuk sekolah petang nya (alias ngaji Iqro di Ustad
sebelah rumah). Kalau Ubay lagi kelihatan capek gitu aku tidak akan memaksa dia
untuk ngaji. Biasanya Ubay mau menggantinya dengan ngaji di rumah walau sambil
cengengesan. Kalau lagi gak mau ya gak papa. Nanti di hari Sabtu dan Minggu pas
Ubay libur day care nya biasanya yang agak aku paksa harus ngaji di Ustad
sebelah rumah. Kita harus aware dengan kebutuhan fisik dan emosi anak untuk
beristirahat.
Nah begitulah cerita duet mawutku
bersama Ubay selama seminggu ini. Untuk para Mommy yang sedang menjalani Singlo
Mom Single Fighter tetap semangat dan tetap rilex. Nikmati hari-harimu bersama
si kecil karena moment moment emas bersama si kecil tak akan bisa terulang!
foto pribadi
Oya bagi Moms yang mau baca tentang psikologi perkembangan anak bisa baca link berikut ya!