Sabtu, 20 Juli 2019

Dag dig dug derr: Menjadi Single Mom



Bekerja, mengurus anak, beres-beres rumah, menjalani hobby dan melakukan berbagai aktivitas lainnya seorang diri tanpa suami adalah tantangan yang aku jalani selama 5 hari ini.


Rasanya luar biasa sekali! Antara senang, sedih, bangga, terharu, dan ada sedikit kecewa juga.
Awal mula cerita ini adalah ketika suamiku lolos seleksi sebagai salah satu penerima beasiswa yang kondang sekali di pelosok negeri yaitu LPDP Yeaay slamat yaaa... Berhubung suamiku masuk jalur beasiswa affirmasi santri dengan TOEFL yang nyaris 500 (belum sampai 500 padahal standarnya LPDP 500) jadi kakanda tercinta harus terbang ke UI untuk ikut yang namanya pelatihan bahasa alias nama kerennya PB. Dalam hati dan ucapan dan tindakan dari awal, aku berharap bisa pelatihan di UNY atau UGM saja,, atau mana saja lah yang di Jogja. Begitu keluar undangan untuk pelatihan di Jakarta, terpaksalah aku ikhlas ikhlaskan senyumku ini untuk menyongsong kakanda terbang ke sana demi cita-cita.

Gimana lagi ya, secara aku dan suami memang bukan asli Jogja sehingga tidak ada saudara di sini. Sehingga boleh donk aku khawatir gimana nanti aku mengasuh ubay padahal aku juga kerja dari jam 7.30 sd 15.00 sementara day care ubay masih libur. Bahkan kalau gak libur pun sebenarnya cukup ribet juga karena aku baru bisa keluar kantor pukul 15.00 dan day care ubay kelar jam 15.00 juga. Artinya aku harus bayar overtime yang cukup mahal dan kebut-kebutan biar gak telat jemput (kan kasihan Ubay jadi yang terakhir dijemput) Namun, keterpaksaan dan kekhawatiran itu hanya sementara. Sejenak kemudian terbitlah sebuah spirit semangat baru dan tantangan baru yang berlandaskan aku bisa dan aku nekat! Apa saja tantangannya?

foto pribadi

  1. .        Decision Making: Mengasuh sendiri atau titip orang tua?

Dengar Mom! Saat kita telah menjadi ibu memang kita ini harus berani dan nekat. Kita haru menerima dan melaksanakan tanggung jawab mengasuh anak. Kita harus mulai mengurangi ketergantungan kita akan bantuan orang tua yang sudah berpuluh-puluh tahun ngerawat kita, masa iya masih ngurusin anak kita juga kan? Walau itu butuh proses, keyakinan, dan strategi yang tepat.
Jika dipresentasekan, hatiku 90% ingin mengasuh Ubay (oiya ini nama anakku usianya 4 tahun) sendiri. 10% adalah bisikan jiwa pengecutku yang berharap ortu akan mengasihani dan memaksa untuk Ubay dititipkan aja di Magelang yang akan membuat LDR ama ubay donk! Sedih banget! Masa iya udah LDR ama suami LDR sama anak juga. Kalau dilihat sekilas enak sih di Jogja sendiri, pulang kerja bebas mau ke mana, bangun pagi juga lega gak harus buru-buru mandiin, nyuapin, dan ngantar anak ke Day Care. Tapi Moms! Percayalah padaku, kesepian itu lebih melelahkan daripada kerepotan mengurus keluarga tersayang. Nah berbekal niat dan tekadku untuk menjadi ortu yang tanggung jawab aku putuskan untuk bilang ke ibuku “Udah bu, ngga apa apa Ubay biar ikut ke Jogja, gampang nanti bisa di day care sampai sore.” Dan yap akhirnya dimulailah petualangan duet mawut bersama Ubay. Tantangan pertama mission complete: Mengasuh sendiri!

 
foto pribadi

    2. Negosiasi: Komunikasi dan Diskusi yang baik dengan Pengelola Day Care

Saat akhirnya aku dan Ubay tinggal berdua saja di rumah, rasanya agak kosong kosong bagaimana begitu (karena rumah ini terlalu besar untuk ditinggali berdua saja heuu). Nah seperti yang sudah dipesankan oleh kakanda sebelumnya, “Jangan lupa bilang ke bu guru nya Ubay, minta bantuan kalau bisa biaya overtimenya dinego biar gak terlalu mahal karena maksimal bisa tiga bulan lho aku di Jakarta nya.”
Aku pun segera berkomunikasi dengan Bu guru bu guru yang baik di KB Permata Hati Mlangi. Sebetulnya selama Juli ini program full daynya belum mulai jadi Ubay seharusnya dijemput maksimal jam 11. Awalnya terkaget-kaget aku, karena aku pikir aku cuma akan telat jemput Ubay dari jam 15.00 hingga aku sampai KB sekitar 15.20 an. Ternyata malah ini dari jam 11 Ubay harus sudah dijemput.
Namun, berkat kebaikan hati para bu Guru juga akhirnya Alhamdulillah pihak KB memberi solusi profesional. Selepas jam 11 Ubay bisa dititipkan ke rumah salah satu guru di KB sampai aku menjemputnya dari pulang kerja dengan perhitungan biaya yang telah disepakati dan tidak memberatkan kedua belah pihak Yeay terima kasih guru guru cantik KB Permata Hati Mlangi. Mission complete: Ubay ada yang menjaga sampai aku pulang kerja!

foto pribadi

3.  Preparation: Lakukan semua yang bisa dilakukan sebelum tidur

Mom mari kita pakai pepatah populer Jangan tunda sampai besok apa yang bisa kamu lakukan hari ini! Nah itu juga menjadi slogan yang aku gaungkan selama petualang duet mawut bersama Ubay ini. Malam sebelum tidur aku usahakan banget untuk sudah menyiapkan tas Ubay yang isinya: baju ganti, botol minum, dan satu snack. Lalu satu tas lagi isinya susu bubuk dan tupperware isinya biskuit. Memang aku bawakan Ubay macam-macam cemilan karena dia lebih senang ngemil daripada makan nasi dalam porsi banyak. Setrika baju juga sebisa mungkin sebelum tidur. Tas kerjaku juga aku siapkan sebelum tidur (sebisa mungkin ehehehe). Terus masak nasi di magic com sebelum tidur. Jadi sebisa mungkin pagi tinggal mandikan Ubay, nyiapin sarapan dan bekal makan siang saja. Memang harus well prepared sih Mom kalau single fighter. Kita harus antisipasi kalau paginya kita bangun kesiangan, anak susah bangun, anak rewel dll.
Pada faktanya memang tips ini aku gak lakukan setiap hari (heee) karena biasanya aku nemenin Ubay tidur dan malah ikutan tidur. Alternatifnya kalau kita malam belum siap siap ya maksimal banget jam 05.00 harus sudah bangun. Kalau ngga gitu pasti aku telat atau ngebut kesetanan berangkat ke kantornya! Oke Mission not complete: Lakukan semua sebelum tidur (kita coba praktekan lagi minggu depan yay)

foto: parentingclub.co.id

4.   Nutrisi: Sebuah Keharusan

Dalam menjalani aktivitas kehidupan berdua seorang single mom dan anak balita tentunya cukup menguras tenaga. Eits tidak hanya tenaga kita lho! Tapi tenaga anak juga. Perlu dicermati juga, bahwa saat kita lelah kita bisa menyampaikannya pada orang lain atau langsung beristirahat atau juga langsung tahu makanan yang kita butuhkan. Namun, tidak dengan anak-anak. Apalagi di usia Ubay yang memang sedang usia super bermain. Dia bisa bermain seharian tanpa tidur siang. Mainnya pun bisa main air, tanah, pasir atau pun mainan lainnya. Selain melelahkan juga mainannya bisa mendatangkan kuman penyebab penyakit. Oleh karena itu Mom kita harus perhatikan betul asupan nutrisi si kecil ya.
Untuk Ubay ini karena memang aku belum berhasil membuatnya menyukai sayuran aku akalin nih. Pagi hari sarapannya biasanya nasi, telur, dan abon. Tambah minum susu. Kalau pas lagi rewel gak mau maem biasanya aku beri Ubay Sari Roti sandwich cokelat dan dia suka banget. Biasanya Ubay suka sate, bubur, atau nasi uduk. Tapi itu belinya di pasar dan agak jauh. Kalau ayahnya Ubay di rumah sih bisa aku beli ke pasar pas Ubay tidur. Tapi berhubung sekarang berdua saja, jadi untuk sarapan yang minimalis begitu. Untuk makan siang Alhamdulillah ubay dah mau makan sayur di rumah bu guru nya. Namun, selepas pulang kerja sorean gitu biasanya Ubay aku ajak ke kedai jus atau makan buah kesukaan dia Apel atau Pisang. Oya ubay juga mengkosumsi minyak ikan kod merk Nutrimax for Kids untuk menjaga daya tahan tubuh. Memang sih Ubay sebelumnya gampang sakit. Alhamdulillah setelah rutin minum Nutrimax ini Ubay lebih doyan makan dan jarang sakit. Mission 4 complete: Tingkatkan terus asupan nutrisi anak anak kita ya Mom!


foto pribadi

5. Key of all: Rilex and Positif thinking!

Menjalani hidup berdua dengan si kecil memang bukan hal yang mudah. Namun, itu sangat bisa dilakukan dan bisa menjadi pengalaman yang mengharukan dan sangat berarti untuk perkembangan anak dan juga perkembangan kita sebagai orang dewasa. Syarat untuk bisa mendapat makna dan hikmah dari semua kerempongan hidup berdua saja dengan si kecil adalah rilex dan positif thinking. Aku buat point-point ya biar lebih jelas Mom!
a.       Lebih baik anak tidak menuruti perintah kita selama itu tidak berbahaya daripada memaksa anak kita dengan meluapkan emosi amarah. Stop give our child traumatic moments! Kemarahan kita akan dia ingat. Lebih baik anak tidak menuruti perintah kita daripada kita melakukan kekerasan fisik atau verbal.
b.      Saat anak bilang “Aku gak mau sekolah, Ma!” Iyakan saja. Tidak ada gunanya adu mulut atau adu emosi dengan si kecil. Itu hanya menguras tenaga dan waktumu habis di pagi hari. Tenang saja. Anak-anak itu masih mudah berubah mood nya. Yang penting rayu dia biar dia mau mandi dan sarapan dengan penuh ikhlas, tenang dan kasih sayang. Sambil anak kita sarapan atau nonton tv kita siap siap dan dandan rapi outfit ke kantor insyallah si kecil dengan sendirinya mengerti bahwa dia harus mau ke sekolah alias day care. Rilex Mom! Believe me it works!
c.       Kurangi aktivitas anak yang bisa dikurangi. Berada di day care dari pagi sampai sore tentunya melelahkan bagi si kecil apalagi dia sudah bangun pagi dari biasanya. Jadi untuk Ubay ini contohnya aku agak longgar untuk sekolah petang nya (alias ngaji Iqro di Ustad sebelah rumah). Kalau Ubay lagi kelihatan capek gitu aku tidak akan memaksa dia untuk ngaji. Biasanya Ubay mau menggantinya dengan ngaji di rumah walau sambil cengengesan. Kalau lagi gak mau ya gak papa. Nanti di hari Sabtu dan Minggu pas Ubay libur day care nya biasanya yang agak aku paksa harus ngaji di Ustad sebelah rumah. Kita harus aware dengan kebutuhan fisik dan emosi anak untuk beristirahat.

Nah begitulah cerita duet mawutku bersama Ubay selama seminggu ini. Untuk para Mommy yang sedang menjalani Singlo Mom Single Fighter tetap semangat dan tetap rilex. Nikmati hari-harimu bersama si kecil karena moment moment emas bersama si kecil tak akan bisa terulang! 


foto pribadi


Oya bagi Moms yang mau baca tentang psikologi perkembangan anak bisa baca link berikut ya!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Refleksi Pelatihan Guru Merdeka Belajar

Refleksi Pelatihan Guru Merdeka Belajar                                                                         picture: wmnf.org ...