Senin, 06 Januari 2020

Refleksi Pelatihan Guru Merdeka Belajar



Refleksi Pelatihan Guru Merdeka Belajar

                                                                        picture: wmnf.org

I hope I Will Start to Change
1st concept: “menetapkan tujuan belajar sesuai kebutuhan, minat dan aspirasinya, bukan karena didikte pihak lain”
Saya mengikuti pelatihan Guru Merdeka Belajar untuk pertama kalinya dan mendapat sebuah pondasi yang lebih kuat tentang bagaimana cara saya memandang siswa. Saya adalah seorang guru pendamping khusus, utamanya belakangan ini yang menjadi perhatian saya adalah anak-anak hebat dengan Autism Spectrum Disorder dan Down Syndrom. Berdasarkan insight yang saya peroleh dari diskusi ringan hingga diskusi super serius, saya mendapat kesan bahwa anak-anak tersebut sejauh ini lebih efektif dalam perubahan perilakunya jika diberi treatment tegas yang “memang harus dipaksa”. Tentu saja saya masih belajar untuk meluweskan cara saya agar tetap tegas tapi juga hangat.
Namun, setelah saya mengikuti pelatihan ini saya terinspirasi untuk merubah mindset (setidaknya mindset saya terlebih dahulu) dengan meyakini bahwa anak-anak special ini juga anak-anak yang merdeka. Anak-anak yang punya di dalam dirinya keinginan dan kehendak sendiri. Saya mulai berimajinasi bahwa pasti ada cara untuk bisa memupuk dan memunculkan benih-benih untuk mau berekspresi sesuai hatinya, memilih mana yang disukainya, menyebutkan apa keinginannya dan mampu mencari cara untuk memenuhi keinginannya sendiri. Bukan kah itu bentuk sederhana “kemerdekaan” dan semestinya dimiliki oleh anak-anak, semua anak. Maka nantinya saya berencana akan

But, How Is The Way?
2nd concept: “menentukan prioritas, cara dan ritme belajar, termasuk beradaptasi dengan cara baru yang lebih efektif”
Tantangan selanjutnya bagi orang yang telah menemukan tujuan atau cita-cita barunya adalah bagaimana caranya? Pada pelatihan merdeka belajar yang ditekankan adalah adanya kemandirian dalam cara bagi siswa dalam mengekspresikan hasil belajar mereka. Misalnya, pada tema “apa yang kamu ketahui Indonesia?”, anak-anak bebas mengekspresikannya, bisa lewat puisi, gambar, lagu, paragraph narasi, dan lain-lain. Namun, pengalaman saya sangat lah butuh usaha yang ekstra untuk mengarahkan anak-anak special  ini agar mau mengerjakan tugas, walau tugas sudah dimodifikasi dengan kemampuannya. Walau pun begitu bukan lah itu menjadi hambatan yang patut untuk menghentikan semangat merdeka belajar. Rencananya saya akan menyusun tugas yang memang sesuai dengan apa yang anak itu sudah pernah, sering dan senang melakukannya. Sehingga tugas-tugas lebih engage dengan dirinya.

Consistent Reflection
3rd concept: “melakukan evaluasi diri untuk menentukan mana tujuan dan cara belajar yang sudah efektif dan mana yang perlu diperbaiki”
Dalam sebuah aksi yang telah dilakukan maka perlu dilakukan refleksi. Hal itu perlu dilakukan untuk mengecek dan memastikan kembali apakah kegiatan yang saya lakukan sesuai dengan niat, apakah niat saya dan tujuan belajarnya sudah selaras, apakah cara yang saya pakai sudah lurus pada track mencapai tujuan, apakah tujuan tercapai, apakah cara mengukur ketercapaian sudah tepat, apakah ketercapaian tujuan sudah ada peningkatan dari sebelumnya?
Yah banyak sekali memang, tetapi saya tidak mau muluk-muluk, akan saya terapkan sedikit demi sedikit dengan mengutamakan konsistensi alias istiqomah, terdata, tercatat, dan terkomunikasikan dengan partner kerja lain yang juga berperan sangat penting bagi kemajuan dan perkembangan peserta didik, yaitu anak-anak special ini.

Demikian tulisan ini dibuat,
Setelah sekian lama tidak menulis,
Semoga saya bisa melaksanakan apa yang saya rencanakan,

email: nurululfahpujilestari@gmail.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Refleksi Pelatihan Guru Merdeka Belajar

Refleksi Pelatihan Guru Merdeka Belajar                                                                         picture: wmnf.org ...