Bayi dan anak yang diabaikan dan tidak cukup mendapatkan
jamahan kemanusiaan serta pengakuan wajar, akan menderita secara mental dan
mengalami kemunduran fisik, bahkan kemunduran itu bisa sampai titik akhir
berupa kematian.
Dr. Limas Susanto, Psikiater
Hello Good
Morning semua parents dan semua penyayang anak yang telah tersasar ke blog ini.
Setiap dari kita pasti ingin anak kita menjadi anak yang sehat dan cerdas.
Namun, keinginan saja tidak cukup. Harus ada usaha-usaha yang ditempuh untuk
memberikan lingkungan yang penuh “sumber untuk tumbuh kembang”. Usaha-usaha
tersebut bisa saja mudah, sulit, dan sangat sulit sekali. Apalagi di zaman yang
serba cepat dan penuh tuntutan ini, mungkin saja secara sadar atau tidak sadar
kita bukannya memberikan lingkungan yang mendorong anak ke arah tumbuh kembang yang baik. Namun, malah
sebaliknya kita sibuk dengan tuntutan pekerjaan atau tuntutan lingkungan sosial
sehingga kita lupa pada eksistensi anak kita.
“Lupa”
pada eksistensi anak akan menyebabkan “kemiskinan” pada anak. Menurut Psikiater
dr Limas Susanto ada tiga kemiskinan yang akan mengganggu tumbuh kembang anak. “Kemiskinan”
ini tidak hanya mengganggu saat anak-anak berada di usia bayi atau balita,
tetapi juga akan terbawa hingga perkembangan tahap dewasa. Karena bagaimanapun pembentukan
karakter pada anak dimulai sejak dini. Apa saja 3 kemiskinan tersebut mari kita
cek:
1. Kemiskinan Jamahan Kemanusiaan
sumber gambar: libmagz.com
Bayi adalah
makhluk yang membutuhkan sentuhan manusia (human touch). Saat bayi terlahir ke
dunia dia merasa seorang diri. Sebab sebelumnya dia tinggal di dunia rahim dan
dunia luar adalah dunia yang luar biasa baru baginya. Bayi akan menangis dan
akan berangsur mereda tangisannya dengan pelukan, timangan, gendongan, nyanyian,
dll yang bersumber dari orang terdekat yang biasanya adalah ibunya. Namun,
pemberian human touch ini tentu tidak berhenti di sini saja saat anak bayi.
Namun berlangsung terus seiring tambahnya usia anak tentunya dengan modifikasi
perlakuan. Modifikasi perlakuan maksudnya saat anak bayi kita bisa
menggendongnya, saat anak mulai masuk usia sekolah tentu kita tidak lagi
menggendongnya namun berubah dengan pelukan untuk memberi ketenangan.
Agar lebih mudah
dan aplikatif berikut telah coba saya tuliskan beberapa point yang menjadi
pemicu terjadinya “kemiskinan jamahan kemanusiaan” pada anak:
a.
Baby Blues yang tidak
dikelola dengan baik
sumber gambar: thestar.com
Baby Blues adalah sebuah kondisi di mana ibu yang baru
melahirkan merasa sedih, bingung, khawatir dengan kondisi barunya. Ibu merasa
takut tidak bisa mengasuh anak dengan baik, merasa sendirian dalam mengasuh
anak, dan secara tidak sadar saat anak rewel atau muntah akan membentak anak.
Baby blues bisa ditangani dengan baik asal ada dukungan yang tulus dari
keluarga terdekat. Baby blues yang tidak tertangani dengan baik akan
menyebabkan ibu mengalami depresi pasca melahirkan. Depresi pasca melahirkan
akan membuat ibu dan bayi memiliki ikatan yang buruk dan akan membuat anak
merasa tidak nyaman dan tidak aman.
Nah untuk mencegah depresi ini hendaknya kita sebagai
ibu selalu tenang, percaya diri, menyempatkan diri untuk rileks dan
mengapresiasi diri serta tidak perlu malu untuk minta bantuan pada orang
terdekat dalam pengasuhan anak kita jika memang diperlukan.
b.
Penggunaan gadget yang
berlebihan
sumber gambar: haibunda.com
Gadget yaitu handphone atau tablet sangat massif
penggunaannya saat ini. Anak cenderung tenang saat diberi gadget. Namun juga
sebaliknya saat anak jauh dari gadget anak akan menjadi gampang rewel, bad mood
bahkan bisa jadi tantrum. Gadget saat ini memang tak bisa lepas dari kehidupan
kita. Banyak fitur yang ditujukan untuk anak sehingga anak tidak kunjung merasa
bosan karena teramat banyak hal yang bisa dicoba dan dicoba. Padahal gadget ini
memiliki hal buruk juga yang bisa merugikan anak, seperti sinar yang bisa
merusak mata, radiasi sinyal yang tidak baik bagi tubuh bahkan menurut
penelitian terakhir anak bisa mengalami terlambat bicara atau speech delay jika
terlalu sering menggunakan hp. Dan yang paling penting adalah kita sebagai
orang tua jadi kebablasan. Melihat anak yang anteng dengan gadget kita jadi
asyik dengan dunia kita sendiri dan menganggap anak tidak perlu diperhatikan
atau diberi sentuhan kemanusiaan tadi.
2. Kemiskinan Pengakuan Wajar
sumber gambar: nakita.grid.id
Pengakuan wajar
adalah hal yang mendasar juga bagi anak. Pengakuan wajar ini bisa diberikan
dalam bentuk ucapan yang mengkonfirmasi bahwa dia anak kita, kita orang tuanya.
Bisa dalam bentuk diajak dalam aktivitas yang melibatkan interaksi kesalingan
seperti bermain bersama, bercanda, berfoto, telfon saat ada dalam kondiri jarak
jauh, dan memberi hadiah. Pengakuan wajar juga bisa berbentuk apresiasi berupa
tepuk tangan, ucapan selamat hingga memberi hadiah spesial saat anak melakukan
keberhasilan-keberhasilan tertentu. Tentunya pemberian apresiasi ini tidak
perlu berlebihan karena jika terlalu berlebihan akan membuat anak bergantung
pada pemberian hadiah dalam melakukan sesuatu.
Anak-anak yang
tidak mendapat pengakuan wajar kemugkinan akan memiliki rasa percaya diri yang
rendah, harga diri yang rendah, dan sulit untuk mencintai atau menerima diri
sendiri. Bagaimana dia bisa menerima dirinya sendiri saat orang terdekatnya
tidak bisa menerimanya?
3. Kemiskinan Nutrisi
sumber gambar: nomnom.co.id
Nutrisi adalah hal yang mendasar bagi pertumbuhan fisik anak. Hal itu
sangat jelas karena bayi akan mengalami berbagai pertumbuhan yang pesat di
seluruh bagian tubuhnya terutama otak yang menjadi pusat koordinasi tubuh.
Pemenuhan nutrisi ini juga mutlak diberikan bahkan sejak anak dalam kandungan.
Pemberian nutrisi ini juga perlu untuk mencegah stunting (klik untuk baca tentang stunting) yang saat ini
tengah menjadi isu penting juga di Indonesia. Stunting akan menyebabkan banyak kerugian pada anak hingga di masa dewasa. Nutrisi yang paling penting bagi anak terutama
adalah ASI. Pemberian ASI tidak hanya memenuhi kebutuhan nutrisi pada bayi
tetapi juga memenuhi kebutuhan akan sentuhan kemanusiaan dan pengakuan wajar.
Pengurangan junkfood dan peningkatan konsumsi buah, sayur, dan daging adalah
hal yang patut dibiasakan untuk mencapai tumbuh kembang yang baik.
Terinspirasi dari buku Menepis
Hambatan Tumbuh Kembang Anak, terbitan Pustaka Familia.