Sabtu, 16 Februari 2019

Puisi Kecil: Tanyakan pada Netizen Maha Benar


Tanyakan pada Netizen Maha Benar
Kemarin, ada yang bertanya,
Bagaimana kabar negaramu bocah?
Aku sangat bersemangat menjawab,
Tapi tiba-tiba tenggorokanku bagai tersumbat..
Pikiranku tersesat..
Bagaikan terkena gangguan kepribadian..
Jiwaku terpecah jadi dua..
Ikut ke sana atau ikut ke sini..
Seolah-olah aku harus ikut salah satu..
Logika tak bisa membedakan yang mana realita
Yang mana yang berita beritaan saja
Yang mana yang kisah kisah manis saja
Yang mana yang pencitraan-pencitraan saja
Yang mana yang benar benar adanya
Kurasa aku sudah gila.. Bahkan aku tak yakin aku ini otaknya ada..
Aku merasa ini bagai di mimpi..
Karena semua seperti tampak ilusi dan unrealistic
Pemahamanku akan negeri ini kurasa salah..
Tapi pasti ini karena aku mimpi saja di sepanjang setengah dekade ini..
Tapi aku merasa gila dengan mimpi ini..
Mimpi tentang sebuah negeri..
Yang mana rakyatnya terdiri atas dua jenis gen mutasi milenial..
Yang satu diberi nama Latin Pret, Yang satunya Bong
Ah apa sih ini? Membuat pusing kepalaku..
Mereka saling menghujat satu sama lain
Mereka saling menggoblok-goblokan..
ahh.. apakah memang begitu ya diskusi jaman milenial ini.. aku saja yang gak mengikuti jaman modern dan maju ini?
tapi otakku tidak bisa menerima
drama Indonesia di setiap media sosial,
Yang penuh dialog hujatan tak beraturan, hinaan-hinaan yang muncrat ke berbagai arah, kata-kata berbau busuk yang anyir.. di seluruh mimpi dunia mayaku..
Sedih.. Lelah..
Bagaimana bisa kegoblokan mimpi ini begitu haqiqi?
Ada yang membela agamanya dengan menghina orang lain yang sama agamanya hlo..
Marah.. Jengah
Menggunakan kata-kata berbau agama dicampur, diaduk, diobok-obok dan dimuntahkan begitu saja tanpa pikiran..
Meneraka-neraka kan orang lain, mensyurga-syurga kan diri sendiri, itu yang mereka kira syur!?
Mual.. Muak..
Apa sih semua ini.. apakah begini ini jaman merdeka ya?
Bebas mau hina siapa saja, bebas mau mendoakan siapa saja agar mati masuk neraka,
Grup grup medsos yang sakit itu,
Yang isinya hanya kebencian, kedengkian, kemarahan, KEBODOHAN...
Kok bisa sih.. kok bisaa?
Mungkin karena Dajjal sudah datang
Dia mengaburkan mana yang salah dan yang benar
Semua tertukar.. terkamuflase..
Sepertinya beragama, tapi kok mengina-hina, tapi kok kata-katanya kasar sekali..
Mungkin sebab  Dajjal sudah datang
Matanya hanya satu tak seimbang
Membuat semua terlihat satu sisi yang negatif saja..
Jika dia bukan kelompokmu maka yang kau tahu adalah, dia SALAH..
Mungkin lantaran Dajjal sudah datang
Yang nampaknya air sesungguhnya api
Yang nampaknya menyebut nama Tuhan tapi hanya untuk kepentingan nafsu egonya saja..
Mungkin memang Dajjal sudah datang
Kecepatannya menyebarkan kisah kisah hoaks dan puisi puisi kebencian sungguh canggih
Cepat.. Kilat.. Tepat.. dan Jahat..
Mungkin ya Dajjal sudah datang
Berbagai fitnah antar saudara setanah air berterbangan tak karuan..
Menyerang siapa saja, menebas otak kesadaran siapa saja,
Termasuk otakku yang bingung, pusing, setress, depresi, dan berpikir oh apakah Dajjal itu adalah aku yang terkena virus kebodohan ini??
Dan tiba-tiba bergulung-gulung ombak menghempasku
Bumi terbalik menimbun, mengubur, menyesakkanku, mencekik hingga aku TEWAS!
Dan dengan penuh air mata derita
Aku terbangun dari mimpiku...
Aku menangis tiada habis..
Kemana kah wahai saudara saudara ku yang ramah dan saling senyum di foto profilnya..
Kemana kah kalian yang saling terpelajar, mendidik satu sama lain untuk membangun keindahan dalam keberagaman seperti kisa eyang moyang kita dulu?
Kemana kah kalian yang aku sangat rindu untuk berpelukan dalam hujan kasih sayang dan penghargaan..
Kalian sudah menuju negeri kalian masing-masing.. Negeri baru yang kalian ciptakan sendiri..
Lantas dengan siapa aku harus mengisi roman kemerdekaan negara ini
Lantas dengan siapa aku harus bercinta untuk mengembang biakkan keanekaan suka cita ini
Lantas dengan siapa aku harus jalin menjalin kasih untuk menopang cita bineka tunggal ika ini?
Aku bertanya...
Tapi pertanyaanku tak terkirim dan muncul tanda re-upload..
Dan kudapati historyku miskin tanda hati dan jempol
Ya Tuhan apakah aku ini gila dalam kesendirianku ini?
Ya Tuhan apakah ini waras atau gila? Ah aku tak tahu..
Hatiku terhenyak dalam malam tahun baru yang sepi dan hingar yang baur..
Radioku hilang sinyal dan samar-samar lagu yang janggal terdengar dan memberiku inspirasi yang sejati
berjudul Coba kau tanya pada netizen maha benar

Saya, Nurul Ulfah, menyukai musik dan blogging, saat ini tinggal di Yogyakarta bersama suami dan anak saya. Sehari-hari saya mengajar di SD Tumbuh sebagai Support Teacher. Pernah menempuh pendidikan di Fakultas Psikologi UGM dan berharap bisa memberi kontribusi maksimal kepada masyarakat.
Saya berharap Indonesia selalu dalam keadaan damai



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Refleksi Pelatihan Guru Merdeka Belajar

Refleksi Pelatihan Guru Merdeka Belajar                                                                         picture: wmnf.org ...